Thursday 10 December 2015

415 Anggota DPR Dari total 559 Tidak Hadir Alias Bolos, Rapat Paripurna Dibatalkan

Ilustrasi Anggota DPR Tidur (Foto-istimewa)

 Rapat paripurna DPR malam ini untuk membahas dua Rancangan Undang-Undangan (RUU) sudah digelar. Namun ternyata hanya berlangsung sekitar 15 menit karena sebanyak 415 anggota DPR dari total 559, tidak hadir alias bolos.

Tak hanya mayoritas anggota yang bolos, tapi juga mayoritas pimpinan DPR-nya tidak hadir. Dari 5 orang pimpian, hanya Fahri Hamzah yang hadir dan akhirnya memimpin paripurna secara tunggal.

“Kita harus perhatikan produktifitas DPR yang menuai kritik di masyarakat. Saya sepakat Kamis (10/12/15) paripurna kembali, tapi harus kita kritisi juga banyak yang tidak hadir,” ucap anggota Fraksi Hanura Dadang Rusdiana.

Hal itu disampaikan Dadang saat interupsi meski rapat sudah diketok Fahri untuk ditutup di ruang paripurna gedung DPR, Jakarta, Selasa (8/12/2015). Fahri memang memberi kesempatan 5 anggota untuk interupsi meski sudah ditutup.

“Dalam tata tertib jelas ketika paripurna tidak boleh ada kegiatan lain. Nah ini adalah fungsi pimpinan untuk mengatur sehingga bagaimana semua concern paripurna,” imbuh Sekretaris F-Hanura itu mengkritik alasan penundaan karena Pilkada.

Hal senada disampaikan Sekretaris Fraksi PAN Yandri Susanto yang mengkritisi ketidakhadiran anggota. Menurutnya, dari 415 anggota yang tak hadir, tidak berarti tidak kuorum. Karena bisa jadi ada yang ‘izin’ yang tidak masuk kategori ketidakhadiran.

“Kita apresiasi kawan-kawan yang sudah hadir. Mungkin juga perlu kita dapat informasi teman-teman yang nggak sempat hadir karena pantau Pilkada langsung. Apakah izin itu bisa dihitung atau tidak,” kata Yandri.

“Kami usul terdekat paripurna Kamis dengan harapan kita masih ada waktu sebelum masa sidang berakhir,” lanjut politisi asal Banten itu.

Menanggapi interupsi itu, Fahri Hamzah menjelaskan bahwa dalam rapat Bamus sore tadi sudah dijelaskan memang ada kemungkinan paripurna malam ini tak kuroum, lantaran besok Pilkada. Tapi paripurna harus digelar sesuai tata tertib.

“Kita jangan terus menerus salahkan DPR tapi faktanya kita bagian dari peristiwa politik (Pilkada). Oleh sebab itu maka dapat dimengerti kita terkait dengan peristiwa yang amat sangat penting ini,” kata Fahri.

Meski begitu, Fahri menjelaskan paripurna malam ini akan dievaluasi agar jika ada momen seperti Pilkada, DPR ditetapkan saja reses. Sehingga tidak perlu ada paripurna yang bersinggungan dengan peristiwa besar seperti Pilkada.

“Saya mohon kita tidak salahkan sepenuhnya ketidakhadiran anggota karena ada peristiwa penting. Tapi kita coba masa yang akan datang supaya tidak terjadi lagi,” imbuh politisi PKS itu.

“Jadi cukup ya, karena tak bisa kuorum maka rapat selesai dan kita tutup dengan mengucapkan hamdalah,” kata Fahri sambil mengetok lagi palu sekitar pukul 20.30 WIB. Tok!

Rapat yang dimulai sekitar pukul 20.17 WIB itu pun akhirnya bubar. Dalam absensi memang tercatat sebanyak 144 yang hadir dari total 557, namun sudah menjadi rahasia umum yang hadir di kursi tak sebanyak di absen.

sumber: detik.com

No comments:

Post a Comment